Sunday, October 6, 2013

Contoh Makalah Kerusakan Lingkungan Air




  TUGAS GEOGRAFI
PENGAMPU BU HEPPY A.

MAKALAH KERUSAKAN LINGKUNGAN AIR
    
   Disusun Oleh:
    
Farid Angkasa Mukti    (06)
Muhammad Rafif Priyambada    (11)
Salwa Az-Zahra    (15)


I.                  PENDAHULUAN
Air memberikan berbagai manfaat kepada manusia baik untuk minum, kehidupan sehari-hari, industri dan lain-lain. Dalam proses siklus alami air menguap menjadi hujan lalu turun ke bumi, tersimpan di hutan, dalam tanah, turun ke sungai dan terus mengalir ke laut, mengalami penguapan lalu menjadi hujan lagi. Dalam proses tersebut materi polutan dibersihkan. Selain itu, air di antara waktu dari udara ke sungai lalu ke laut berkali-kali dimanfaatkan dalam berbagai bentuk sebagai sumberdaya air, setelah itu dikembalikan lagi kepada siklus air. Proses ini memberikan pengaruh yang besar kepada air, dan karenanya memberikan pengaruh kepada tanah dan makhluk hidup.
Apabila siklus yang sempurna tidak bisa terjadi, maka akan muncul berbagai kerusakan seperti ketidakstabilan debit air sungai (munculnya kerusakan kota akibat air, berkurangnya debit air dari biasanya, dan lain-lain), berhentinya sumber air, memburuknya kualitas air, dan lain-lain.
Polusi air akan memberikan pengaruh yang luas pada aliran sungai dan laut, ada juga yang terdeposit di dasar air dalam bentuk materi berbahaya dan memiliki pengaruh jangka panjang karena setelah beberapa tahun materi ini dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan manusia.
Melalui lautan polusi bisa menyebar ke seluruh dunia dan memiliki kemungkinan pengaruh kepada ekologi khususnya binatang air dan secara tidak langsung memiliki imbas yang sangat besar terhadap manusia.












II.               DASAR TEORI 
            1.1 Pengertian Polusi Air
Salah satu dampak negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi. Polusi  adalah peristiwa masuknya zat, unsure, zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan.
Suatu benda dapat dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada pada tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera.
Polusi air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam air, sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, baud an rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam- logam berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari kotoran hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal dari saluran pembuangan tinja manusia.( Djambur, 1993 )
 2.2  Macam- Macam Sumber Polusi Air
Sumber polusi air antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan limah rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu; bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang banyak membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari industri atau limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan- bahan yang mengandung radioaktif dan panas.
Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun anorganik yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari air, terutama di musim hujan akan mengakibatkan banjir.
Air adalah unsur alam yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur aliran- alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi air terjadi karena kurangnya rasa disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan lingkungan dan membuang sampah sembarangan.
Musibah banjir terbagi menjadi dua macam yaitu banjir bandang ( besar) dan banjir genangan.
Banjir banding terjadi akibat air meluap dari jaur- jalur aliran (sungai) dengan volume air yang besar
Banjir genangan terjadi tergenangnya air hujan disuatu daerah yang saluran air dan daya seraonya terbatas. ( Salman, 1993 )


III.           PERMASALAHAN
Kami inginmembahas permasalahan saluran air di lingkungan kita yang sepertinya jauh dari perhatian masyarakat dan pemerintah sehingga selalu menimbulkan masalah saat hujan datang.

Saluran Air / Selokan
Saluran air atau yang biasa kita sebut dengan nama “got/selokan” adalah suatu jaringan pembuangan yang terdapat di sebelah sisi kanan dan kiri jalan. Sebenarnya, setiap rumah harus memiliki saluran air ini. Karena jika dilihat dari fungsinya, adalah untuk mengalirkan air pembuangan seperti hujan, limbah cair rumahtangga, dan sebagainya ke penampungan terakhir. Namun selama kami mengamati Jakarta, kami cukup prihatin dengan jaringan saluran air di sini. Di Jakarta, masih banyak rumah-rumah yang belum atau tidak memiliki saluran air tersebut. Padahal saluran air ini sangat penting dan harus dimiliki tiap rumah. Jadi setiap hujan datang, air hujan tidak tersalurkan dengan baik sehingga akan menggenang dan meluap ke jalan raya sehingga menimbulkan banjir secara tiba-tiba.

Bukan perkara mudah memang untuk mensosialisasikan penting dan manfaatnya saluran air di kota padat penduduk seperti Jakarta ini. Namun pengamatan kami dari daerah Bali, kami tidak pernah melihat ada banjir yang terjadi apabila hujan datang, walaupun Bali khususnya Denpasar, kini hampir menyamai Jakarta dalam kependudukannya. Meskipun jalan raya di sana lebih kecil dari umumnya, apartemen sudah menjamur dimana-mana, tempat hiburan dan restoran.Namun mereka tidak pernah lupa membuat saluran pembuangan limbah karena mereka sadar pentingnya kebersihan. Begitu pula mereka yang tinggal di pedesaan. Jika daerah mereka belum tersentuh pemerintah untuk mendanai pembuatan saluran air, maka mereka akan bergotong royong untuk membuat saluran sederhana, yang penting adalah dapat berfungsi sebaik mungkin. Tidak seperti di Jakarta. Untuk membuat selokan saja harus menunggu dana dari pemerintah dan setelah mereka dibuatkan selokan, mereka malah mengfungsikannya untuk membuang sampah, sehingga saat hujan tiba, saluran tersebut akan menjadi mampet dan menyebabkan banjir, juga mencemari sungai seperti sungai Ciliwung contohnya. Sebenarnya inilah masalah yang sedang dihadapi kota Jakarta yang padat penduduk ini.




Selokan Bersampah
   Nah, jika melihat masalah di atas, sepertinya yang harus kita lakukan adalah sebuah gebrakan. Apakah kita tidak terganggu dengan masalah tersebut? Ingin berangkat sekolah sudah rapi-rapi, tiba-tiba sampai dijalan harus mendorong motor karena mesin motor mati kemasukan air banjir? Pasti sangat menjengkelkan bukan? Oleh karena itu, seharusnya kita sadar diri. Jangan hanya bisa menyalahkan pemerintah saja. Karena mereka juga sama seperti kita, sama-sama manusia yang tak luput dari kesalahan. Seharusnya kita yang tahu diri, sadar akan pentingnya lingkungan agar tetap asri dan lestari. Bukan sebaliknya. Adapun yang harus dilakukan pemerintah adalah dengan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat sehingga sedikit demi sedikit mereka akan menyadari dan mengerti akan pentingnya masalah tersebut.


Banjir
 

Kebanyakan pencemaran lingkungan disebabkan oleh kegiatan sosial ekonomi penduduk di sekitar lingkungan tersebut dan kerusakan lingkungan berpengaruh pada kondisi bumi secara keseluruhan. Air merupakan salah satu faktor penting penunjang suatu kehidupan. Dengan tercemarnya lingkungan, secara langsung air juga akan tercemar. Dengan tercemarnya air, kehidupan makhluk di sekitarnya akan terganggu.
Dalam proses siklus air, materi polutan dibersihkan. Akan tetapi, apabila siklus yang sempurna tidak dapat terjadi atau terhambat, maka akan muncul berbagai kerusakan seperti ketidak stabilan debit air yang akan berimbas pada kerusakan kota akibat air, berkurangnya debit air dari biasanyadan sebagainya.
Polusi air akan memberikan pengaruh yang luas pada aliran sungai dan laut, ada juga yang terdeposit di dasar air dalam bentuk materi berbahaya dan memiliki pengaruh jangka panjang karena setelah beberapa tahun materi ini dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan manusia.
Melalui lautan polusi bisa menyebar ke seluruh dunia dan memiliki kemungkinan pengaruh kepada ekologi khususnya binatang air.
Air Tanah
Penyebab timbulnya masalah air tanah, diantaranya yaitu pengambilan air tanah. Pengambilan airtanah terjadi karena adanya pengaruh dari pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin tinggi, hal ini mengakibatkan kebutuhan akan air semakin besar. Kebutuhan air yang besar mendorong manusia untuk mencari pengganti air sungai yang merupakan sumber utama air bersih mulai tercemar oleh berbagai macam limbah. Sebagai pengganti air sungai, penduduk beralih menggunakan air tanahsebagai air baku untuk kebutuhan hidup. Sebagai imbas dari peralihan penduduk yang menggunakan air sungai ke airtanah sebagai air bersih, maka muncul banyak sumur-sumur gali dan dilakukan pemboran sumur untuk kegiatan industri yang memerlukan banyak air untuk melakukan proses produksi. Kegiatan eksplorasi air tanah yang berlebihan ini merupakan sumber utama timbulnya masalah airtanah pada daerah urban. Kebutuhan air terbesar berdasarkan sektor kegiatan dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu kebutuhan domestik, pertanian (irigasi), dan industri. Pada tahun 1990 kebutuhan air domestic adalah sekitar 3.169 x 106 m3, sedangkan angka proyeksi untuk tahun 2000 dan 2015 berturut-turut sebesar 6.114 juta m3 dan 8.903 juta m3. Dengan demikian, persentase kenai-kannya berkisar antara 10 persen/tahun pada tahun 1990-2000 dan 6,67 persen/tahun pada tahun 2000-2015. Kebutuhan air terbesar terjadi di Pulau Jawa dan Sumatera disebabkan kependudukan, reklamasi pantai, perkembangan kawasan industri.
1.                   Kependudukan
Sejalan dengan laju pertumbuhan dan pertambahan penduduk, kebutuhan dengan akan semakin meningkat. Untuk mengimbangi angka pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan air bersih yang terus meningkat, maka harus segera mencari jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut. Air tanah yang merupakan sumber utama air bersih penduduk lambat laun mulai tercemar oleh limbah-limbah berbahaya bagi kesehatan. Airtanah yang ideal adalah airtanah mengisi air sungai (efluent) kini menjadi airtanah diisi oleh air sungai (influent) yang cenderung rawan terhadap pencemaran. Aliran airtanah yang influent ini terjadi karena pengambilan airtanah yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan pada daerah aliran sungai. Pengambilan airtanah yang berlebihan dapat mengakibatkan turunnya muka airtanah yang melebihi muka air sungai, sehingga polutan yang berasal dari sungai dengan mudah masuk kedalam airtanah. Polutan yang mencemari airtanah dapat mengganggu kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.
2.                   Reklamasi Pantai
Pertumbuhan penduduk yang demikian pesat sementara lahan atau wilayah yang ada tidak bertambah, akan memberikan dampak kepadatan penduduk, yang akhirnya muncul perebutan penguasaan lahan, kebutuhan air, maupun dampak sosial lainnya. Oleh karena pemekaran kota ke arah daratan (horizontal) sudah tidak memungkinkan lagi. Alternatif yang ditempuh adalah pemekaran ke arah vertikal dengan membangun gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah susun. Selain itu pemekaran kota dapat pula dilakukan ke arah lahan kosong dan berair dengan cara melakukan pengurugan. Kawasan pantai merupakan daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan. Dewasa ini daerah pantai digunakan untuk berbagai kepentingan seperti perumahan, pertanian, perdagangan, industri, dan pariwisata, dan juga sebagai basis kegiatan maritim seperti perkapalan, perikanan, dan pertambangan bawah laut. Keanekaragaman pemanfaatan kawasan pantai yang melibatkan berbagai instansi/lembaga baik pemerintah, swasta maupun LSM, tidak selalu kompatibel dan dapat menimbulkan konflik dan permasalahan bagi pengguna maupun pengambil keputusan.
3.                   Perkembangan Kawasan Industri
Kawasan industri merupakan kawasan yang paling banyak menggunakan airtanah untuk melakukan proses produksi. Daerah sekitar kawasan industri ini merupakan kawasan padat penduduk. Sehingga kebutuhan akan air bersih juga akan berkembang sejalan dengan pertumbuhan penduduk pada daerah tersebut. Ini membuat penduduk sangat membutuhkan air bersih, padahal airtanah pada kawasan industri rawan terjadi pencemaran oleh limbah sisa hasil produksi. Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup 2003 (BPS, 2004 dalam Anonim, 2004b), jumlah industri utama yang menghasilkan limbah cair cenderung menurun. Beban limbah cair yang dibuang oleh banyak industri tersebut tidak dapat diprediksi karena tidak terdapat data kapasitas produksi. Air limbah yang dihasilkan oleh pusat-pusat industri dalam jumlah besar biasanya dibuang pada permukaan dalam bentuk padat atau berupa endapan lumpur. Usaha penanganan limbah industri biasanya dilakukan dengan pembuangan ke tempat tertentu di dalam tanah atau injeksi ke dalam akuifer air asin. Cara yang umum dilakukan adalah sanitary landfill yaitu suatu metode untuk menempatkan limbah di atas permukaan tanah tanpa menciptakan gangguan atau bahaya pada keselamatan dan kesehatan masyarakat dengan penggunaan prinsip keteknikan untuk membatasi limbah sampai daerah yang paling sempit, untuk mengurangi limbah menjadi volume yang terkecil dan menutupnya dengan suatu lapisan tanah yang pada akhirnya dapat dioperasikan setiap hari atau setiap saat jika dibutuhkan (Costa & Baker, 1981 dalam Putranto, T. T., 2000). Jumlah industri utama penghasil limbah cair tahun 2000-2002 dapat dilihat pada (tabel 3) Diperkirakan volume limbah cair industri yang dibuang ke perairan umum di Jakarta adalah 134 ribu m3 dengan kontribusi terbesar berasal dari industri pengolahan makanan. Air yang tercemar memiliki ciri-ciri seperti :
·         Sifat-sifat senyawa anorganik (ph, daya hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya logam-logam berat).
·         Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air (misal chcl3, fenol, pestisida, hidrokarbon).
·         Sifat bakteriologi (misal bakteri e-coli, kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi) sekitar 86%.
·         Nilai pH, keasaman dan alkalinitas
pH normal air adalah 6-8 pH. Bila terlalu rendah, maka dapat menyebabkan korosif.
·         Suhu
Apabila suhu terlalu rendah, maka air akan terasa sejuk bahkan dingin hingga sedingin es. Begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, air biasa selalu memiliki suhu pas di ukuran 0o celcius.
·         Warna, bau dan rasa
o   Warna
Air yang terpolusi biasanya berbeda dengan warna normalnya (jernih dan bening).
o   Bau
Biasanya tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan kimia, tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati (seperti bau amis dan busuk).
o   Rasa
Air normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa asin pada air laut.
·         Tercemar mikroorganisme patogen
·         Mengandung minyak
·         Mengandung logam berat
·         Mengadung bahan radio aktif
Banyaknya faktor yang mempengaruhi kualitas akan air tanah yang menjadi sumber air bersih yang akan digunakan oleh masyarakat, oleh karena itu perlu di jaga kualitas serta kuantitasnya agar kesinambungan kehidupan masyarakat tetap terjamin.


IV.           PEMBAHASAN MASALAH
1.      Bahaya dari Polusi Air
Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2 kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan  yang mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
·         Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
·         Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air
·         Pendangkalan dasar perairan
·         Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
·         Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
·         Akibat penggunaan pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk yang berguna terutamapredator
·         Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan bahkan burung
·         Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan leukemia

2.      Akibat pencemaran air
a.    Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir dapat terjadi karena murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari ulah manusia sendiri.
Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang mempengaruhi terjadinya banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai. Selain itu, banjir dapat juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya karena penggundulan hutan di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air, ataupun karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air. Kerugian yang ditimbulkan akibat banjir, antara lain, hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur karena tererosi aliran air, rusaknya tanaman, dan rusaknya berbagai bangunan hasil budidaya manusia. Bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang hampir setiap musim penghujan melanda di beberapa wilayah di Indonesia. Contoh daerah di Indonesia yang sering dilanda banjir adalah Jakarta. Selain itu beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada awal tahun 2008 juga dilanda banjir akibat meluapnya DAS Bengawan Solo.

b.         Masalah Air Bersih
Masalah air bersih dan sanitasi tampaknya merupakan masalah klasik yang tak kunjung usai diberantas di Indonesia. Bagaimana tidak ? Pada tahun 2011 ini, dari sekitar dua ratus jutaan penduduk Indonesia, baru 20% saja yang memiliki akses terhadap air bersih. Itu pun kebanyakan di daerah perkotaaan. Sedangkan sisanya, atau sekitar 80% rakyat Indonesia masih mengkonsumsi air yang tak layak untuk kesehatan.
Hal itu dibuktikan melalui hasil penelitian dari Jim Woodcock, seorang konsultan masalah air dan sanitasi dari bank dunia, yang hasilnya adalah 100.000 bayi di Indonesia tewas setiap tahunnya yang disebabkan oleh diare, penyakit yang paling mematikan nomor dua setelah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Penyebab utamanya, jelas buruknya akses terhadap air bersih serta sanitasi. Berikut adalah beberapa penyakit bawaan air dan agennya :



Agen
Penyakit
Virus

Rotavirus
Diare pada anak
Virus Hepatitis A
Hepatitis A
Virus Poliomyelitis
Polio (myelitis anterior acuta)
Bakteri

Vibrio cholera
Cholera
Escherichia Coli
Diare/Dysenterie
Enteropatogenik

Salmonella typhi
Typhus abdominalis
Salmonella paratyphi
Paratyphus
Shigella dysenteriae
Dysenterie
Protozoa

Entamuba histolytica
Dysentrie amoeba
Balantidia coli
Balantidiasis
Giarda lamblia
Giardiasis
Metazoa

Ascaris lumbricoides
Ascariasis
Clonorchis sinensis
Clonorchiasis
Diphyllobothrium latum
Diphylobothriasis
Taenia saginata/solium
Taeniasis
Schistosoma
Schistosomiasis

Di NTT (Nusa Tenggara Timur), warga harus menempuh jarak minimal sejauh 700 meter dengan lama sekitar 46 menit ditambah dengan tekstur jalanan yang mereka lalui yang tidak rata untuk memperoleh air bersih. Tentu saja hal itu sangat memprihatinkan. Selain disebabkan oleh topografi daerah tersebut, tidak adanya sistem infrastruktur yang memadai juga merupakan penyebab utama sulitnya masyarakat mengakses air bersih.
Bahkan, saking langkanya air bersih, warga Pulau Sebatik di Kalimantan Timur pun kesulitan air bersih. Sampai-samapai mereka harus mengambil air bersih di daerah Tawau yang telah masuk ke dalam wilayah Malaysia. Sebenarnya di daerah tersebut telah terdapat Pipa PDAM yang dibangun pada tahun 2004. Namun kondisi sudah rusak karena tidak pernah dialiri air bersih.
Data dari kementerian kesehatan menyatakan bahwa 60% sungai di Indonesia tercemar, mulai dari bahan organic sampai bakteri-bakteri penyebab diare seperti coliform dan Fecal coli. Padahal, air sungai seharusnya bisa menjadi sumber kehidupan warga sekitar. Namun, justru malah tercemar dan berubah warnanya menjadi hitam pekat, sehingga tidak layak untuk dijadikan air minum, mandi, serta mencuci. Kondisi ini tentunya menyebabkan pencemaran lingkungan dan berimbas pada buruknya kesehatan pada warga.
Belum selesai masalah akses terhadap air bersih, masalah buruknya sanitasi juga semakin besar. Sebab, kedua hal tersebut juga berkaitan. Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa masih sekitar 70 juta masyarakat Indonesia buang air besar sembarangan setiap harinya. Itu berarti, setiap hari ada 14.000 ton tinja dan 176.000 meter kubik air seni yang mencemari lingkungan. Bakteri E.Coli juga dijumpai pada 75% air sumur dangkal di perkotaan Hal itu tentu menyebabkan akses air bersih semakin sulit. Ini dibuktikan dengan sebuah data yang menunjukkan dari 1000 orang penduduk Indonesia, 411 diantaranya terkena penyakit diare, yang itu artinya hampir 50% penduduk Indonesia.
Menurut penelitian sebuah lembaga yang bernama MDGs (Millenium Development Goals) Asia Pasifik, Bahwa untuk sektor sanitasi di Indonesia cakupan akses nasionalnya, rata-rata memang telah mencapai 80%, dan itu artinya telah melampaui target dari MDGs yang hanya 74%. Namun, hal itu baru sebatas kuantitas. Bukan kualitas. Dengan bukti di atas yang menunjukkan bahwa banyaknya bayi yang meninggal akibat diare, hal itu telah cukup membuktikan bahwa secara kualitas, sanitasi di Indonesia masih sangat-sangat buruk.
Sedangkan bila ditinjau dari kuantitas dan kualitas, data terbaru yang dilansir MDGs, baru 51,02% keluarga di Indonesia yang memiliki akses sanitasi yang memadai. Targetnya, pada tahun 2015 akses sanitasi dapat naik hingga di angka 60% hingga 70%.
Masalah sanitasi juga tidak hanya merembet di masyarakat saja. Pemerintah juga ikut “kebakaran jenggot” menghadapi masalah ini. Berdasarkan data Direktorat Air Minum dan Limbah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, kerugian Indonesia akibat buruknya layanan Sanitasi mencapai 58 triliyun rupiah per tahun. Salah satunya karena biaya memperoleh air bersih yang mahal.
Melihat data-data di atas tentu kita sangat prihatin terhadap kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini ditinjau dari faktor ketersediaan akses terhadap air bersih serta sanitasi. Hal itu tentunya memunculkan tanda tanya besar. Apa penyebab buruknya kualitas air dan sanitasi di Indonesia? Menurut kami, ada 2 masalah pokok yang menyebabkan buruknya kualitas air di Indonesia.
Masalah yang pertama adalah rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Dari data di atas saja sudah dapat dibuktikan, dengan masih banyaknya penduduk Indonesia yang buang air besar sembarangan tentu menyebabkan buruknya kualitas air di Indonesia terutama pada sumber-sumber air yang seharusnya menjadi sumber penghidupan warga. Dengan tingkat populasi yang tinggi, namun kesadaran akan lingkungan yang rendah semakin memperparah kondisi tersebut. Masyarakat Indonesia masih sering membuang limbah rumah tangga, sampah dan seterusnya. Padahal sungai-sungai itulah yang menjadi sumber penghidupan mereka. Belum juga eksploitasi air tanah untuk kepentingan fasilitas hotel, apartemen, dan perkantoran yang menyebabkan semakin berkurangnya debit air bersih.
Masalah yang kedua, adalah rendahnya alokasi APBD tiap daerah yang digunakan untuk memperbaiki layanan air bersih dan sanitasi. Berdasarkan data dari Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementrian Dalam Negeri, pada tahun 2010 yang lalu, rata-rata alokasi belanja sanitasi seluruh kota dan kabupaten di Indonesia masih di angka 1,5% dari total belanja APBD. Dibandingkan pada saat tahun 2006 yang alokasi rata-ratanya hanya 0.5%, hal itu tentu mengalami kenaikan yang signifikan. Namun, berkaca dari kondisi Indonesia saat ini, hal itu tentu jauh dari kata layak, karena kondisi sanitasi dan air bersih di Indonesia telah mencapai taraf yang sangat memprihatinkan.
Dua masalah pokok di atas, sepertinya tak kunjung usai. Bahkan dari tahun ke tahun semakin besar serta rumit untuk diatasi. Lalu bagaimana cara mengatasinya agar masalah tersebut dapat sedikit demi sedikit dikurangi ?
Menurut kami ada 3 langkah strategis yang harus diambil oleh pemerintah untuk mengatasi masalah air bersih dan sanitasi, yaitu :
a.                        Langkah Pertama
Langkah pertama dan yang paling mendasar di sini adalah pemerintah terus menggalakkan upaya penumbuhan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah melalui program PHBS, yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang mengupayakan untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Sasaran penyuluhan program ini adalah kelas IV dan V SD/sederajat. Namun, di sini, kami ingin menggarisbawahi, bahwa hendaknya penyuluhan tentang PHBS sebaiknya lebih dimulai dari dini. Bahkan sejak taman kanak-kanak pun, pemerintah harus memberikan penyuluhan juga. Mulai dari hal-hal kecil seperti mencuci tangan sebelum makan, gosok gigi dua kali sehari, dan lainnya. Sehingga, penanaman perilaku hidup sehat dapat teraplikasikan sejak anak didik berada di pendidikan dasar.

PHBS seharusnya juga tidak hanya diberikan kepada anak-anak. Orang tua pun juga perlu diberi pengetahuan tentang ini. Sebab, orang tualah yang membentuk pribadi dan perilaku anak tersebut. Secara tidak langsung, orang tua juga menjadi pengawas bagi anak saat di rumah, apakah anak tersebut mampu melaksanakan perilaku hidup sehat ataukah tidak.
Selain itu, instansi - instansi pemerintah, masyarakat, pendidikan dan lainnya juga harus diberi penyuluhan tentang ini. Dengan begitu, fasilitas di lembaga mereka tentu harus memenuhi standar, bahkan di atas standar. Misal fasilitas tempat cuci tangan yang memadai serta fasilitas MCK yang bersih dan layak
Selain digalakkan melalui penyuluhan, pemerintah juga sebenarnya telah menggalakkan PHBS melalui demonstrasi atau peragaan langsung. Misalnya demonstrasi cuci tangan yang benar, klinik sanitasi, dan lain sebagainya. Namun, upaya pemerintah mengadakan sosialisasi semacam itu terlihat belum menyeluruh ke seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah-daerah yang masuk ke dalam daerah dengan kualitas air dan sanitasi yang buruk. Ketidakterjangkauan itulah yang menyebabkan masyarakat tidak tahu bagaimana berperilaku hidup sehat. Oleh karena itu, pelaksanaan PHBS hendaknya dipetakan secara maksimal sehingga dapat menjangkau daerah-daerah yang membutuhkan.
Program lainnya yang telah dilaksanakan pemerintah adalah PPSP yaitu Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman. Melalui program ini pembangunan sanitasi untuk permukiman yang membutuhkan diharapkan dapat dipercepat. Namun, minimnya anggaran yang dimiliki, menyebabkan program ini jauh dari kata maksimal. Sehingga, dibutuhkan anggaran yang lebih besar untuk mewujudkannya.
b.      Langkah Kedua
Langkah kedua yang harus dilaksanakan, setelah kesadaran masyarakat dapat ditumbuhkan, maka pemerintah menaikkan anggaran untuk meningkatkan fasilitas untuk mengakses air bersih serta sanitasi yang layak. Berdasarkan data yang telah kami tulis di atas, rata-rata daerah di Indonesia hanya mengalokasikan 1,5% dari APBD-nya untuk pembangunan di bidang sanitasi. Hal itu tentu sangat kecil, dan seharusnya bisa ditambah untuk tahun-tahun ke depannya.
c.       Langkah Ketiga
Langkah yang ketiga, apabila di rasa APBD telah mencapai titik maksimum, sehingga tidak dapat dinaikkan lagi, pemerintah juga dapat menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional yang berkaitan dengan hal ini. Misalnya lembaga PBB, seperti WHO atau World Health Organization. Di tingkat nasional, langkah Danone untuk membantu ketersediaan air bersih di NTT patut diacungi jempol. Dan itu, tentu akan semakin dapat menjangkau daerah lainnya bila kerja sama itu dilakukan dengan lembaga-lembaga Internasional lainnya.

3.      Bahaya yang ditimbulkan
Bibit penyakit dari hasil polusi air mengandung zat-zat yang bersifat beracun dan bahan radioaktif yangmana dapat merugikan manusia. Kenapa? Karena polutan memerlukan banyak sekali kandungan O2, akan tetapi apabila kekurangan, maka akan terjadi perubahan warna dan pembusukan. Karena proses penguraian terhadap polutan tidak akan sempurna sehingga timbulah polusi pada air.
Permasalahan terbesar dalam polusi air adalah pembuangan sampah disembarang tempat. Misalnya: pembuangan sampah pada muara sungai, laut, atau got-got kecil rumahan. Ini bisa menimbulkan penyakit.
Contoh kejadian seperti di Jepang. Zat merkuri yang dibuang oleh sebuah industri plastik ke teluk Minamata terakumulasi dijaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsi menderita cacat atau hingga meninggal.
Kebanyakan kandungan-kandungan yang terkandung dalam polutan berasal dari bahan-bahan kimia yangmana dapat merusak organ tubuh manusia hingga kanker, antara lain: arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon, dll.
Apalagi setiap manusia yang mengomsumsi air yang tercemar secara langsung/tak langsung, maka organ tubuhnya akan berbahaya.
Bahan logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gr/cm3 dan yang bersifat tahan urai inilah yang menyebabkan bahan ini semakin terakumulasi didalam perairan. Apabila bahan ini masuk kedalam air yang selanjutnya akan masuk kedalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung maka akan menimbulkan bahaya pada kesehatan.
Maksud dari secara langsung dan tidak langsung adalah. Bila secara langsung, misalnya air tersebut diminum. Tapi, bila tak langsung seperti barang yangmana sebelumnya sudah terkontaminasi dengan air berpolusi sebelum dibuat dan dikonsumsi, air didalam pembuatan kue, dll.
Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh logam berat didalam tubuh, antara lain:  
·         Barium (Ba) : berbentuk serbuk, mudah terbakar. Beracun bila terhidup dari udara dan dapat menyebabkan tekanan darah naik dan gangguan sistem saraf.
·         Cadmium (Cd) : dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup dari udara atau uap. Dapat menyebabkan kanker. Larutan dari kadmium sangat beracu. Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan hipertensi.
·         Kromium (Cr) : kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan dan kerusakan pada ginjal
·         Timbal (Pb) : beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap, jangka panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal, kelainan pada kelahiran.
·         Raksa (Hg) : sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap. Jangka panjang,beracun pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan pada kelahiran.
·         Perak (Ag) : beracun, Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada kulit, matadan membran mukosa (mucus).


4.      Usaha-Usaha Pencegahan Pencemaran Air
Usaha-usaha pencegahan pencemaran air merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian pencegahan pencemaran air tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat.
Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk pencegahan pencemaran air.
Usaha-usaha pencegahan pencemaran air dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini :
v  Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.
v  Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
v  Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.
v  Melindungi tata air dengan cara rehabilitasi hutan lindung, pencegahan kerusakan hutan, perluasan hutan, mencegah erosi untuk daerah yang hujannya tinggi, pengawetan tanah. Melindungi sungai dari pencemaran limbah buangan rumah tangga, industri. Membuat peresapan air hujan untuk daerah yang padat permukimannya.
v  Mengawasi sistem pembuangan limbah ke laut, sistem penangkapan ikan dengan  racun, dan  perlindungan karang laut. Contohnya di  sepanjang pantai utara Jawa, Sekitar Krakatau, Selat Malaka Kepulauan Mentawai.
v  Pelestarian sumber daya air. Hal ini dilakukan dengan cara mencegah pencemaran, penyediaan resapan air, pengamanan pintu-pintu air, dan penghematan air. Selain itu, perlindungan hutan juga dilakukan, terutama sungai, mata air, danau dan rawa, juga program air bersih yang direncanakan oleh Departemen Kesehatan dan Departemen PU, program penghijauan di areal peresapan air untuk estetika dan rekreasi.
v  Melakukan pengukuran terhadap kualitas air sungai dan air tanah, terutama di daerah yang berbatasan langsung dengan industri

Sementara itu, sebagai seorang pelajar apa upaya yang dapat kita lakukan dalam usaha pencegahan pencemaran air? Beberapa hal yang dapat kalian lakukan sebagai bentuk upaya pencegahan pencemaran air, antara lain sebagai berikut:

v  Membuang sampah pada tempatnya.
v  Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang.
v  Menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM.

V.              Simpulan dan Saran
1.      Simpulan
Air memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan air kita minum. Dengan air kita melakukan berbagai aktifitas. Akan tetapi manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab dengan sengaja atau tidak sengaja merusak keseimbangan alam yang berarti rusaknya lingkungan air. Seharusnya, karena kita manusia yang merusaknya, maka manusia jugalah yang harus memperbaikinya. Selain itu sudah menjadi tanggung jawab kita, manusia, sebagai khalifah di muka bumi ini untuk menjaga kelestarian lingkungan yang menjadi anugrah dari Sang Pencipta. Kita bisa menjaga kelestariannya mulai dari hal-hal yang sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Apabila setiap orang melakukannya, polusi atau pencemaran lingkungan dapat dengan mudah diatasi.

2.      Saran
Menurut kami, sebaiknya pemerintah mempertegas dan memperketat undang-undang tentang lingkungan hidup serta pengawasannya. Sosialisasi juga perlu diberikan terhadap masyarakat yang masih terbelakang kesadarannya terhadap kelestarian lingkungan hidup. Akan tetapi, kesadaran diri sendiri menjadi kunci utama terlestarikannya lingkungan hidup. Dengan adanya kesadaran diri sendiri, peraturan tentang lingkungan hidup dapat dengan mudah terlaksana atau bahkan tidak diperlukan.Agar polusi air tak ada lagi, saran kami adalah:
·  Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak.
·  Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air.
·  Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
·  Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.
Jangan membuang sampah kesungai, dan jika terjadi penimbunan sampah di sungai akan mengakibatkan banjir.











V. DAFTAR PUSTAKA

·         ryandhikapunya.blogspot.com
·         green.kompasiana.com
·         batan.go.id
·         100 IPS 8 Sanusi Fattah
·         Sudut Bumi IPS Terpadu
·         smp8ips IPSContextualTeachingAndLearning Sugiharso
·         smp8ips IPS Nanang
·         Suparwato (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
·         Anonymous (2009). Diktat Penuntun Pratikum Kimia Anorganik. Malang: UMM.
·         Kursus Dasar-Dasar Analisa Dampak Lingkungan Kumpulan Diktat Universitas Gadjah Mada Bekerja Sama Dengan Kantor Menteri PPLH. Yogyakarta. 1984.
·         Pencemaran Udara Dan Pengaruh Terhadap Kesehatan. Seminar PPBMI-Batam. Yogyakarta. 1984.
·         Wardhana, Wisnu Arya (1994). Teknik Analisa Radio Aktivitas Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.
·         Hastomo (2010). Leaflet Polusi Air. Yogyakarta: Dinas Kesehatan DIY.
·         Anonymous (2010). Pencemaran Air. From http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air/ , 24 Agustus 2010.
·         Anonymous (2008). Water Pollution. From http://en.wikipedia.org/wiki/Water_pollution/ , 29 Oktober 2010.
·         Faruq, Umar (2010). Makalah Pencemaran Air. From http://henithree.student.umm.ac.id/ 2010/01/23/makalah-pencemaran-air/, 23 Januari 2010.
·         Kartika (2010). Makalah Polusi Air. From http://k4rti3k4.student.umm.ac.id/2010/01/22/ makalah-polusi-air/, 22 Januari 2010.
·         Meitina, Nunung (2008). Polusi Air Oleh Logam. From http://empatbelas.forumotion.com /artikel-f20/polusi-air-oleh-logam-t531.htm/, 25 September 2008.
·         Firman, Muhammad (2009). Cara Atasi Polusi Air Di Negara Berkembang. From http://teknologi.vivanews.com/news/read/68548-cara_atasi_polusi_air_di_negara_ berkembang/, 22 Juni 2009.
·         Chandrataruna, Ahmad (2010). Apa Penyebab Polusi Air?. From http://id.shvoong.com/ exact-sciences/astronomy/2011490-apa-penyebab-polusi-air/, 9 Juni 2010.

No comments:

Post a Comment

Health Management

Health Management 1.       Kewajiban-kewajiban pemerintah dalam Undang-Undang Kesehatan Pada Undang Undang Republik Indonesia Nomor ...