TUGAS GEOGRAFI
|
PENGAMPU BU HEPPY A.
MAKALAH KERUSAKAN LINGKUNGAN AIR
|
|
I.
PENDAHULUAN
Air memberikan berbagai manfaat
kepada manusia baik untuk minum, kehidupan sehari-hari, industri dan
lain-lain. Dalam proses siklus alami air menguap menjadi hujan lalu turun
ke bumi, tersimpan di hutan, dalam tanah, turun ke sungai dan terus mengalir ke
laut, mengalami penguapan lalu menjadi hujan lagi. Dalam proses tersebut materi
polutan dibersihkan. Selain itu, air di antara waktu dari udara ke sungai lalu
ke laut berkali-kali dimanfaatkan dalam berbagai bentuk sebagai sumberdaya air,
setelah itu dikembalikan lagi kepada siklus air. Proses ini memberikan pengaruh
yang besar kepada air, dan karenanya memberikan pengaruh kepada tanah dan
makhluk hidup.
Apabila siklus yang sempurna tidak
bisa terjadi, maka akan muncul berbagai kerusakan seperti ketidakstabilan debit
air sungai (munculnya kerusakan kota akibat air, berkurangnya debit air dari
biasanya, dan lain-lain), berhentinya sumber air, memburuknya kualitas air, dan
lain-lain.
Polusi air akan memberikan pengaruh
yang luas pada aliran sungai dan laut, ada juga yang terdeposit di dasar air
dalam bentuk materi berbahaya dan memiliki pengaruh jangka panjang karena
setelah beberapa tahun materi ini dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan
manusia.
Melalui lautan polusi bisa menyebar
ke seluruh dunia dan memiliki kemungkinan pengaruh kepada ekologi khususnya
binatang air dan secara tidak langsung memiliki imbas yang sangat besar
terhadap manusia.
II.
DASAR TEORI
1.1
Pengertian Polusi Air
Salah satu dampak
negative dari kemjuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar
adalah terjadinya polusi. Polusi adalah peristiwa masuknya zat, unsure,
zat atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas
manusia atau proses alami. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan.
Suatu benda dapat
dikatakan polutan bila kadarnya melebihi batas normal, berada pada tempat dan
waktu yang tidak tepat. Polutan dapat berupa suara, panas, radiasi, debu, bahan
kimia, zat- zat yang dihasilkan makhluk hidup dan sebagainya. Adanya polutan
dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan lingkungan tidak dapat
mengadakan pembersihan sendiri ( regenerasi). Oleh karena itu, polusi terhadap
lingkungan perlu dideteksi secara dini dan ditangani segera.
Polusi air adalah
peristiwa masuknya zat, energi, unsure atau komponen lainnya ke dalam air,
sehingga kualitas air terganggu yang ditandai dengan perubahan warna, baud an
rasa. Beberapa contoh polutan antara lain: Fosfat yang berasal dari penggunaan
pupuk buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil (PCB) senyawa ini berasal dari
pemanfaatan bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan Hidrokarbon dapat
berasal dari kebocoran pada roda dan kapal pengangkut minyak, logam- logam
berat berasal dari industri bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian berasal dari
kotoran hewana dan tempat penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia berasal
dari saluran pembuangan tinja manusia.( Djambur, 1993 )
2.2
Macam- Macam Sumber Polusi Air
Sumber polusi air
antara lain sampah masyarakat, limbah industri, limbah pertanian dan limah
rumah tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat merusak perairan yaitu;
bahan- bahan yang mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang banyak
membutuhakan oksigen untuk penguraiannya, bahan- bhan kimia organic dari
industri atau limbah pupuk pertanian, bahan- bahan yang tidak sediment, bahan-
bahan yang mengandung radioaktif dan panas.
Pembuangan sampah dapat
mengakibatkan kadar O2 terlarut dalam air semakin berkurang karena sebagian
besar dipergunakan oleh bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic maupun
anorganik yang dibuang kesungai terus- menerus, selain menemari air, terutama
di musim hujan akan mengakibatkan banjir.
Air adalah unsur alam
yang penting bagi mahluk hidup dengan sifat mengalir dan meresap. Apabila jalur
aliran- alirannya tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi air terjadi
karena kurangnya rasa disiplian masyarakat, misalnya dalam kebersihan
lingkungan dan membuang sampah sembarangan.
Musibah banjir terbagi
menjadi dua macam yaitu banjir bandang ( besar) dan banjir genangan.
Banjir banding terjadi
akibat air meluap dari jaur- jalur aliran (sungai) dengan volume air yang besar
Banjir genangan terjadi
tergenangnya air hujan disuatu daerah yang saluran air dan daya seraonya
terbatas. ( Salman, 1993 )
III.
PERMASALAHAN
Kami inginmembahas permasalahan
saluran air di lingkungan kita yang sepertinya jauh dari perhatian masyarakat
dan pemerintah sehingga selalu menimbulkan masalah saat hujan datang.
|
Saluran Air /
Selokan
|
Saluran
air atau yang biasa kita sebut dengan nama “got/selokan” adalah suatu jaringan
pembuangan yang terdapat di sebelah sisi kanan dan kiri jalan. Sebenarnya,
setiap rumah harus memiliki saluran air ini. Karena jika dilihat dari
fungsinya, adalah untuk mengalirkan air pembuangan seperti hujan, limbah cair
rumahtangga, dan sebagainya ke penampungan terakhir. Namun selama kami
mengamati Jakarta, kami cukup prihatin dengan jaringan saluran air di sini. Di Jakarta,
masih banyak rumah-rumah yang belum atau tidak memiliki saluran air tersebut.
Padahal saluran air ini sangat penting dan harus dimiliki tiap rumah. Jadi
setiap hujan datang, air hujan tidak tersalurkan dengan baik sehingga akan
menggenang dan meluap ke jalan raya sehingga menimbulkan banjir secara
tiba-tiba.
Bukan
perkara mudah memang untuk mensosialisasikan penting dan manfaatnya saluran air
di kota padat penduduk seperti Jakarta ini. Namun pengamatan kami dari daerah
Bali, kami tidak pernah melihat ada banjir yang terjadi apabila hujan datang,
walaupun Bali khususnya Denpasar, kini hampir menyamai Jakarta dalam
kependudukannya. Meskipun jalan raya di sana lebih kecil dari umumnya,
apartemen sudah menjamur dimana-mana, tempat hiburan dan restoran.Namun mereka
tidak pernah lupa membuat saluran pembuangan limbah karena mereka sadar
pentingnya kebersihan. Begitu pula mereka yang tinggal di pedesaan. Jika daerah
mereka belum tersentuh pemerintah untuk mendanai pembuatan saluran air, maka
mereka akan bergotong royong untuk membuat saluran sederhana, yang penting
adalah dapat berfungsi sebaik mungkin. Tidak seperti di Jakarta. Untuk membuat
selokan saja harus menunggu dana dari pemerintah dan setelah mereka dibuatkan
selokan, mereka malah mengfungsikannya untuk membuang sampah, sehingga saat
hujan tiba, saluran tersebut akan menjadi mampet dan menyebabkan banjir, juga
mencemari sungai seperti sungai Ciliwung contohnya. Sebenarnya inilah masalah
yang sedang dihadapi kota Jakarta yang padat penduduk ini.
Selokan Bersampah
|
Nah, jika melihat masalah di atas, sepertinya
yang harus kita lakukan adalah sebuah gebrakan. Apakah kita tidak terganggu
dengan masalah tersebut? Ingin berangkat sekolah sudah rapi-rapi, tiba-tiba
sampai dijalan harus mendorong motor karena mesin motor mati kemasukan air
banjir? Pasti sangat menjengkelkan bukan? Oleh karena itu, seharusnya kita
sadar diri. Jangan hanya bisa menyalahkan pemerintah saja. Karena mereka juga
sama seperti kita, sama-sama manusia yang tak luput dari kesalahan. Seharusnya
kita yang tahu diri, sadar akan pentingnya lingkungan agar tetap asri dan
lestari. Bukan sebaliknya. Adapun yang harus dilakukan pemerintah adalah dengan
meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat sehingga sedikit demi sedikit mereka
akan menyadari dan mengerti akan pentingnya masalah tersebut.
Kebanyakan
pencemaran lingkungan disebabkan oleh kegiatan sosial ekonomi penduduk di
sekitar lingkungan tersebut dan kerusakan lingkungan berpengaruh pada kondisi bumi
secara keseluruhan. Air merupakan salah satu faktor penting penunjang suatu
kehidupan. Dengan tercemarnya lingkungan, secara langsung air juga akan
tercemar. Dengan tercemarnya air, kehidupan makhluk di sekitarnya akan
terganggu.
Dalam proses
siklus air, materi polutan dibersihkan. Akan tetapi, apabila siklus yang
sempurna tidak dapat terjadi atau terhambat, maka akan muncul berbagai
kerusakan seperti ketidak stabilan debit air yang akan berimbas pada kerusakan
kota akibat air, berkurangnya debit air dari biasanyadan sebagainya.
Polusi air akan
memberikan pengaruh yang luas pada aliran sungai dan laut, ada juga yang
terdeposit di dasar air dalam bentuk materi berbahaya dan memiliki pengaruh
jangka panjang karena setelah beberapa tahun materi ini dapat menimbulkan
gangguan pada kesehatan manusia.
Melalui lautan
polusi bisa menyebar ke seluruh dunia dan memiliki kemungkinan pengaruh kepada
ekologi khususnya binatang air.
Air Tanah
Penyebab timbulnya masalah
air tanah, diantaranya yaitu pengambilan air tanah.
Pengambilan airtanah terjadi karena adanya pengaruh dari pertumbuhan jumlah
penduduk yang semakin tinggi, hal ini mengakibatkan kebutuhan akan air semakin
besar. Kebutuhan air yang besar mendorong manusia untuk mencari pengganti air
sungai yang merupakan sumber utama air bersih mulai tercemar oleh berbagai
macam limbah. Sebagai pengganti air sungai, penduduk beralih menggunakan air
tanahsebagai air baku untuk kebutuhan hidup. Sebagai imbas dari
peralihan penduduk yang menggunakan air sungai ke airtanah sebagai air bersih,
maka muncul banyak sumur-sumur gali dan dilakukan pemboran sumur untuk kegiatan
industri yang memerlukan banyak air untuk melakukan proses produksi. Kegiatan
eksplorasi air tanah yang berlebihan ini merupakan sumber utama timbulnya masalah
airtanah pada daerah urban. Kebutuhan air terbesar berdasarkan sektor kegiatan
dapat dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu kebutuhan domestik, pertanian
(irigasi), dan industri. Pada tahun 1990 kebutuhan air domestic adalah sekitar
3.169 x 106 m3, sedangkan angka proyeksi untuk tahun 2000 dan
2015 berturut-turut sebesar 6.114 juta m3 dan 8.903 juta m3.
Dengan demikian, persentase kenai-kannya berkisar antara 10 persen/tahun pada
tahun 1990-2000 dan 6,67 persen/tahun pada tahun 2000-2015. Kebutuhan air
terbesar terjadi di Pulau Jawa dan Sumatera disebabkan kependudukan, reklamasi
pantai, perkembangan kawasan industri.
1.
Kependudukan
Sejalan dengan laju
pertumbuhan dan pertambahan penduduk, kebutuhan dengan akan semakin meningkat.
Untuk mengimbangi angka pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan air bersih yang
terus meningkat, maka harus segera mencari jalan keluar untuk memenuhi
kebutuhan air bersih tersebut. Air tanah yang merupakan sumber utama air bersih
penduduk lambat laun mulai tercemar oleh limbah-limbah berbahaya bagi
kesehatan. Airtanah yang ideal adalah airtanah mengisi air sungai (efluent)
kini menjadi airtanah diisi oleh air sungai (influent) yang cenderung rawan
terhadap pencemaran. Aliran airtanah yang influent ini terjadi karena pengambilan
airtanah yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan pada daerah aliran sungai.
Pengambilan airtanah yang berlebihan dapat mengakibatkan turunnya muka airtanah
yang melebihi muka air sungai, sehingga polutan yang berasal dari sungai dengan
mudah masuk kedalam airtanah. Polutan yang mencemari airtanah dapat mengganggu
kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.
2.
Reklamasi
Pantai
Pertumbuhan penduduk yang
demikian pesat sementara lahan atau wilayah yang ada tidak bertambah, akan
memberikan dampak kepadatan penduduk, yang akhirnya muncul perebutan penguasaan
lahan, kebutuhan air, maupun dampak sosial lainnya. Oleh karena pemekaran kota
ke arah daratan (horizontal) sudah tidak memungkinkan lagi. Alternatif yang
ditempuh adalah pemekaran ke arah vertikal dengan membangun gedung-gedung pencakar
langit dan rumah-rumah susun. Selain itu pemekaran kota dapat pula dilakukan ke
arah lahan kosong dan berair dengan cara melakukan pengurugan. Kawasan pantai
merupakan daerah yang sangat potensial untuk dikembangkan. Dewasa ini daerah
pantai digunakan untuk berbagai kepentingan seperti perumahan, pertanian,
perdagangan, industri, dan pariwisata, dan juga sebagai basis kegiatan maritim
seperti perkapalan, perikanan, dan pertambangan bawah laut. Keanekaragaman
pemanfaatan kawasan pantai yang melibatkan berbagai instansi/lembaga baik
pemerintah, swasta maupun LSM, tidak selalu kompatibel dan dapat menimbulkan
konflik dan permasalahan bagi pengguna maupun pengambil keputusan.
3.
Perkembangan
Kawasan Industri
Kawasan
industri merupakan kawasan yang paling banyak menggunakan airtanah untuk
melakukan proses produksi. Daerah sekitar kawasan industri ini merupakan
kawasan padat penduduk. Sehingga kebutuhan akan air bersih juga akan berkembang
sejalan dengan pertumbuhan penduduk pada daerah tersebut. Ini membuat penduduk
sangat membutuhkan air bersih, padahal airtanah pada kawasan industri rawan
terjadi pencemaran oleh limbah sisa hasil produksi. Berdasarkan Statistik
Lingkungan Hidup 2003 (BPS, 2004 dalam Anonim, 2004b), jumlah industri utama
yang menghasilkan limbah cair cenderung menurun. Beban limbah cair yang dibuang
oleh banyak industri tersebut tidak dapat diprediksi karena tidak terdapat data
kapasitas produksi. Air limbah yang dihasilkan oleh pusat-pusat industri dalam
jumlah besar biasanya dibuang pada permukaan dalam bentuk padat atau berupa
endapan lumpur. Usaha penanganan limbah industri biasanya dilakukan dengan
pembuangan ke tempat tertentu di dalam tanah atau injeksi ke dalam akuifer air
asin. Cara yang umum dilakukan adalah sanitary landfill yaitu suatu metode
untuk menempatkan limbah di atas permukaan tanah tanpa menciptakan gangguan
atau bahaya pada keselamatan dan kesehatan masyarakat dengan penggunaan prinsip
keteknikan untuk membatasi limbah sampai daerah yang paling sempit, untuk
mengurangi limbah menjadi volume yang terkecil dan menutupnya dengan suatu
lapisan tanah yang pada akhirnya dapat dioperasikan setiap hari atau setiap
saat jika dibutuhkan (Costa & Baker, 1981 dalam Putranto, T. T., 2000).
Jumlah industri utama penghasil limbah cair tahun 2000-2002 dapat dilihat pada
(tabel 3) Diperkirakan volume limbah cair industri yang dibuang ke perairan
umum di Jakarta adalah 134 ribu m3 dengan kontribusi terbesar
berasal dari industri pengolahan makanan. Air yang tercemar memiliki ciri-ciri
seperti :
·
Sifat-sifat senyawa anorganik (ph, daya
hantar spesifik, daya larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya
logam-logam berat).
·
Adanya senyawa-senyawa organik yang
terdapat dalam sumber air (misal chcl3, fenol, pestisida, hidrokarbon).
·
Sifat bakteriologi (misal bakteri e-coli,
kolera, disentri, typhus dan masih banyak lagi) sekitar 86%.
·
Nilai pH, keasaman dan
alkalinitas
pH normal air adalah 6-8 pH. Bila terlalu rendah, maka dapat menyebabkan korosif.
pH normal air adalah 6-8 pH. Bila terlalu rendah, maka dapat menyebabkan korosif.
·
Suhu
Apabila suhu terlalu rendah, maka air akan terasa sejuk bahkan dingin hingga sedingin es. Begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, air biasa selalu memiliki suhu pas di ukuran 0o celcius.
Apabila suhu terlalu rendah, maka air akan terasa sejuk bahkan dingin hingga sedingin es. Begitu pula sebaliknya. Akan tetapi, air biasa selalu memiliki suhu pas di ukuran 0o celcius.
·
Warna, bau dan rasa
o
Warna
Air yang terpolusi biasanya berbeda dengan warna normalnya (jernih dan bening).
Air yang terpolusi biasanya berbeda dengan warna normalnya (jernih dan bening).
o
Bau
Biasanya tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan kimia, tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati (seperti bau amis dan busuk).
Biasanya tergantung pada sumber air, dapat disebabkan oleh bahan kimia, tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun mati (seperti bau amis dan busuk).
o
Rasa
Air normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa asin pada air laut.
Air normal tidak mempunyai rasa, kecuali rasa asin pada air laut.
·
Tercemar mikroorganisme
patogen
·
Mengandung minyak
·
Mengandung logam berat
·
Mengadung bahan radio aktif
Banyaknya faktor yang
mempengaruhi kualitas akan air tanah yang menjadi sumber air bersih yang akan
digunakan oleh masyarakat, oleh karena itu perlu di jaga kualitas serta
kuantitasnya agar kesinambungan kehidupan masyarakat tetap terjamin.
IV.
PEMBAHASAN
MASALAH
1.
Bahaya
dari Polusi Air
Bibit- bibit penyakit berbagai zat yang
bersifat racun dan bahan radioaktif dapat merugikan manusia. Berbagai polutan
memerlukan O2
untuk penguraiannya. Jika O2
kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan
berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom,
timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak
organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari
sungai akan masuk ke laut.
Polutan ini dapat merusak kehidupan air
sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan- bahan yang berbahaya
masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum
diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan yang mungin mengandung zat- zat
yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya
mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau dari kapal tanker yang
rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh
efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah
industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat
yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi air,
diantaranya:
·
Terganggunya kehidupan organisme air
karena berkurangnya kandungan oksigen
·
Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan
air
·
Pendangkalan dasar perairan
·
Tersumbatnya penyaring reservoir, dan
menyebabkan perubahan ekologi
·
Dalam jangka panjang mengakibatkan
kanker dan kelahiran cacat
·
Akibat penggunaan pestisida yang
berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan
makhluk yang berguna terutamapredator
·
Kematian biota kuno, seperti plankton,
ikan bahkan burung
·
Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker
dan leukemia
2. Akibat
pencemaran air
a.
Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik.
Dikatakan unik karena banjir dapat terjadi karena murni gejala alam dan dapat
juga karena dampak dari ulah manusia sendiri.
Banjir dikatakan sebagai gejala alam
murni jika kondisi alam memang mempengaruhi terjadinya banjir, misalnya hujan
yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di
lembah-lembah sungai. Selain itu, banjir dapat juga disebabkan karena ulah
manusia, misalnya karena penggundulan hutan di kawasan resapan, timbunan sampah
yang menyumbat aliran air, ataupun karena rusaknya dam atau pintu pengendali
aliran air. Kerugian yang ditimbulkan akibat banjir, antara lain, hilangnya
lapisan permukaan tanah yang subur karena tererosi aliran air, rusaknya
tanaman, dan rusaknya berbagai bangunan hasil budidaya manusia. Bencana banjir
merupakan salah satu bencana alam yang hampir setiap musim penghujan melanda di
beberapa wilayah di Indonesia. Contoh daerah di Indonesia yang sering dilanda
banjir adalah Jakarta. Selain itu beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur
pada awal tahun 2008 juga dilanda banjir akibat meluapnya DAS Bengawan Solo.
b.
Masalah Air Bersih
Masalah air bersih dan sanitasi
tampaknya merupakan masalah klasik yang tak kunjung usai diberantas di
Indonesia. Bagaimana tidak ? Pada tahun 2011 ini, dari sekitar dua ratus jutaan
penduduk Indonesia, baru 20% saja yang memiliki akses terhadap air bersih. Itu
pun kebanyakan di daerah perkotaaan. Sedangkan sisanya, atau sekitar 80% rakyat
Indonesia masih mengkonsumsi air yang tak layak untuk kesehatan.
Hal itu dibuktikan melalui hasil
penelitian dari Jim Woodcock, seorang konsultan masalah air dan sanitasi dari
bank dunia, yang hasilnya adalah 100.000 bayi di Indonesia tewas setiap
tahunnya yang disebabkan oleh diare, penyakit yang paling mematikan nomor dua
setelah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Penyebab utamanya, jelas
buruknya akses terhadap air bersih serta sanitasi. Berikut adalah beberapa penyakit bawaan air dan
agennya :
Agen
|
Penyakit
|
Virus
|
|
Rotavirus
|
Diare pada anak
|
Virus Hepatitis A
|
Hepatitis A
|
Virus Poliomyelitis
|
Polio (myelitis anterior acuta)
|
Bakteri
|
|
Vibrio cholera
|
Cholera
|
Escherichia Coli
|
Diare/Dysenterie
|
Enteropatogenik
|
|
Salmonella typhi
|
Typhus abdominalis
|
Salmonella paratyphi
|
Paratyphus
|
Shigella dysenteriae
|
Dysenterie
|
Protozoa
|
|
Entamuba histolytica
|
Dysentrie amoeba
|
Balantidia coli
|
Balantidiasis
|
Giarda lamblia
|
Giardiasis
|
Metazoa
|
|
Ascaris lumbricoides
|
Ascariasis
|
Clonorchis sinensis
|
Clonorchiasis
|
Diphyllobothrium latum
|
Diphylobothriasis
|
Taenia saginata/solium
|
Taeniasis
|
Schistosoma
|
Schistosomiasis
|
Di NTT (Nusa Tenggara Timur), warga
harus menempuh jarak minimal sejauh 700 meter dengan lama sekitar 46 menit
ditambah dengan tekstur jalanan yang mereka lalui yang tidak rata untuk
memperoleh air bersih. Tentu saja hal itu sangat memprihatinkan. Selain disebabkan
oleh topografi daerah tersebut, tidak adanya sistem infrastruktur yang memadai
juga merupakan penyebab utama sulitnya masyarakat mengakses air bersih.
Bahkan, saking langkanya air
bersih, warga Pulau Sebatik di Kalimantan Timur pun kesulitan air bersih.
Sampai-samapai mereka harus mengambil air bersih di daerah Tawau yang telah
masuk ke dalam wilayah Malaysia. Sebenarnya di daerah tersebut telah terdapat
Pipa PDAM yang dibangun pada tahun 2004. Namun kondisi sudah rusak karena tidak
pernah dialiri air bersih.
Data dari kementerian kesehatan
menyatakan bahwa 60% sungai di Indonesia tercemar, mulai dari bahan organic
sampai bakteri-bakteri penyebab diare seperti coliform dan Fecal coli. Padahal,
air sungai seharusnya bisa menjadi sumber kehidupan warga sekitar. Namun,
justru malah tercemar dan berubah warnanya menjadi hitam pekat, sehingga tidak
layak untuk dijadikan air minum, mandi, serta mencuci. Kondisi ini tentunya
menyebabkan pencemaran lingkungan dan berimbas pada buruknya kesehatan pada warga.
Belum selesai masalah akses
terhadap air bersih, masalah buruknya sanitasi juga semakin besar. Sebab, kedua
hal tersebut juga berkaitan. Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa masih
sekitar 70 juta masyarakat Indonesia buang air besar sembarangan setiap
harinya. Itu berarti, setiap hari ada 14.000 ton tinja dan 176.000 meter kubik
air seni yang mencemari lingkungan. Bakteri E.Coli juga dijumpai pada 75% air
sumur dangkal di perkotaan Hal itu tentu menyebabkan akses air bersih semakin
sulit. Ini dibuktikan dengan sebuah data yang menunjukkan dari 1000 orang
penduduk Indonesia, 411 diantaranya terkena penyakit diare, yang itu artinya
hampir 50% penduduk Indonesia.
Menurut penelitian sebuah lembaga
yang bernama MDGs (Millenium Development Goals) Asia Pasifik, Bahwa untuk
sektor sanitasi di Indonesia cakupan akses nasionalnya, rata-rata memang telah
mencapai 80%, dan itu artinya telah melampaui target dari MDGs yang hanya 74%.
Namun, hal itu baru sebatas kuantitas. Bukan kualitas. Dengan bukti di atas
yang menunjukkan bahwa banyaknya bayi yang meninggal akibat diare, hal itu
telah cukup membuktikan bahwa secara kualitas, sanitasi di Indonesia masih
sangat-sangat buruk.
Sedangkan bila ditinjau dari
kuantitas dan kualitas, data terbaru yang dilansir MDGs, baru 51,02% keluarga
di Indonesia yang memiliki akses sanitasi yang memadai. Targetnya, pada tahun
2015 akses sanitasi dapat naik hingga di angka 60% hingga 70%.
Masalah sanitasi juga tidak hanya
merembet di masyarakat saja. Pemerintah juga ikut “kebakaran jenggot”
menghadapi masalah ini. Berdasarkan data Direktorat Air Minum dan Limbah Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional, kerugian Indonesia akibat buruknya layanan Sanitasi
mencapai 58 triliyun rupiah per tahun. Salah satunya karena biaya memperoleh
air bersih yang mahal.
Melihat data-data di atas tentu
kita sangat prihatin terhadap kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini
ditinjau dari faktor ketersediaan akses terhadap air bersih serta sanitasi. Hal
itu tentunya memunculkan tanda tanya besar. Apa penyebab buruknya kualitas air
dan sanitasi di Indonesia? Menurut kami, ada 2 masalah pokok yang menyebabkan
buruknya kualitas air di Indonesia.
Masalah yang pertama adalah
rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap lingkungan tempat tinggalnya.
Dari data di atas saja sudah dapat dibuktikan, dengan masih banyaknya penduduk
Indonesia yang buang air besar sembarangan tentu menyebabkan buruknya kualitas
air di Indonesia terutama pada sumber-sumber air yang seharusnya menjadi sumber
penghidupan warga. Dengan tingkat populasi yang tinggi, namun kesadaran akan
lingkungan yang rendah semakin memperparah kondisi tersebut. Masyarakat
Indonesia masih sering membuang limbah rumah tangga, sampah dan seterusnya.
Padahal sungai-sungai itulah yang menjadi sumber penghidupan mereka. Belum juga
eksploitasi air tanah untuk kepentingan fasilitas hotel, apartemen, dan
perkantoran yang menyebabkan semakin berkurangnya debit air bersih.
Masalah yang kedua, adalah
rendahnya alokasi APBD tiap daerah yang digunakan untuk memperbaiki layanan air
bersih dan sanitasi. Berdasarkan data dari Dirjen Bina Pembangunan Daerah
Kementrian Dalam Negeri, pada tahun 2010 yang lalu, rata-rata alokasi belanja
sanitasi seluruh kota dan kabupaten di Indonesia masih di angka 1,5% dari total
belanja APBD. Dibandingkan pada saat tahun 2006 yang alokasi rata-ratanya hanya
0.5%, hal itu tentu mengalami kenaikan yang signifikan. Namun, berkaca dari
kondisi Indonesia saat ini, hal itu tentu jauh dari kata layak, karena kondisi
sanitasi dan air bersih di Indonesia telah mencapai taraf yang sangat
memprihatinkan.
Dua masalah pokok di atas,
sepertinya tak kunjung usai. Bahkan dari tahun ke tahun semakin besar serta
rumit untuk diatasi. Lalu bagaimana cara mengatasinya agar masalah tersebut
dapat sedikit demi sedikit dikurangi ?
Menurut kami ada 3 langkah
strategis yang harus diambil oleh pemerintah untuk mengatasi masalah air bersih
dan sanitasi, yaitu :
a.
Langkah Pertama
Langkah
pertama dan yang paling mendasar di sini adalah pemerintah terus menggalakkan
upaya penumbuhan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Hal itu
sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah melalui program PHBS, yaitu Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat yang mengupayakan untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Sasaran penyuluhan program ini adalah kelas IV dan V SD/sederajat. Namun, di
sini, kami ingin menggarisbawahi, bahwa hendaknya penyuluhan tentang PHBS
sebaiknya lebih dimulai dari dini. Bahkan sejak taman kanak-kanak pun,
pemerintah harus memberikan penyuluhan juga. Mulai dari hal-hal kecil seperti
mencuci tangan sebelum makan, gosok gigi dua kali sehari, dan lainnya. Sehingga,
penanaman perilaku hidup sehat dapat teraplikasikan sejak anak didik berada di
pendidikan dasar.
PHBS
seharusnya juga tidak hanya diberikan kepada anak-anak. Orang tua pun juga
perlu diberi pengetahuan tentang ini. Sebab, orang tualah yang membentuk
pribadi dan perilaku anak tersebut. Secara tidak langsung, orang tua juga
menjadi pengawas bagi anak saat di rumah, apakah anak tersebut mampu
melaksanakan perilaku hidup sehat ataukah tidak.
Selain itu, instansi - instansi
pemerintah, masyarakat, pendidikan dan lainnya juga harus diberi penyuluhan
tentang ini. Dengan begitu, fasilitas di lembaga mereka tentu harus memenuhi
standar, bahkan di atas standar. Misal fasilitas tempat cuci tangan yang
memadai serta fasilitas MCK yang bersih dan layak
Selain digalakkan melalui
penyuluhan, pemerintah juga sebenarnya telah menggalakkan PHBS melalui
demonstrasi atau peragaan langsung. Misalnya demonstrasi cuci tangan yang
benar, klinik sanitasi, dan lain sebagainya. Namun, upaya pemerintah mengadakan
sosialisasi semacam itu terlihat belum menyeluruh ke seluruh wilayah Indonesia,
terutama daerah-daerah yang masuk ke dalam daerah dengan kualitas air dan
sanitasi yang buruk. Ketidakterjangkauan itulah yang menyebabkan masyarakat
tidak tahu bagaimana berperilaku hidup sehat. Oleh karena itu, pelaksanaan PHBS
hendaknya dipetakan secara maksimal sehingga dapat menjangkau daerah-daerah
yang membutuhkan.
Program lainnya yang telah
dilaksanakan pemerintah adalah PPSP yaitu Program Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman. Melalui program ini pembangunan sanitasi untuk permukiman
yang membutuhkan diharapkan dapat dipercepat. Namun, minimnya anggaran yang
dimiliki, menyebabkan program ini jauh dari kata maksimal. Sehingga, dibutuhkan
anggaran yang lebih besar untuk mewujudkannya.
b.
Langkah Kedua
Langkah
kedua yang harus dilaksanakan, setelah kesadaran masyarakat dapat ditumbuhkan,
maka pemerintah menaikkan anggaran untuk meningkatkan fasilitas untuk mengakses
air bersih serta sanitasi yang layak. Berdasarkan data yang telah kami tulis di
atas, rata-rata daerah di Indonesia hanya mengalokasikan 1,5% dari APBD-nya
untuk pembangunan di bidang sanitasi. Hal itu tentu sangat kecil, dan
seharusnya bisa ditambah untuk tahun-tahun ke depannya.
c. Langkah
Ketiga
Langkah
yang ketiga, apabila di rasa APBD telah mencapai titik maksimum, sehingga tidak
dapat dinaikkan lagi, pemerintah juga dapat menjalin kerja sama dengan
lembaga-lembaga internasional yang berkaitan dengan hal ini. Misalnya lembaga
PBB, seperti WHO atau World Health Organization. Di tingkat nasional, langkah
Danone untuk membantu ketersediaan air bersih di NTT patut diacungi jempol. Dan
itu, tentu akan semakin dapat menjangkau daerah lainnya bila kerja sama itu
dilakukan dengan lembaga-lembaga Internasional lainnya.
3. Bahaya yang ditimbulkan
Bibit
penyakit dari hasil polusi air mengandung zat-zat yang bersifat beracun dan
bahan radioaktif yangmana dapat merugikan manusia. Kenapa? Karena polutan
memerlukan banyak sekali kandungan O2, akan tetapi apabila
kekurangan, maka akan terjadi perubahan warna dan pembusukan. Karena proses
penguraian terhadap polutan tidak akan sempurna sehingga timbulah polusi pada
air.
Permasalahan
terbesar dalam polusi air adalah pembuangan sampah disembarang tempat.
Misalnya: pembuangan sampah pada muara sungai, laut, atau got-got kecil
rumahan. Ini bisa menimbulkan penyakit.
Contoh
kejadian seperti di Jepang. Zat merkuri yang dibuang oleh sebuah industri
plastik ke teluk Minamata terakumulasi dijaringan tubuh ikan dan masyarakat
yang mengkonsumsi menderita cacat atau hingga meninggal.
Kebanyakan
kandungan-kandungan yang terkandung dalam polutan berasal dari bahan-bahan
kimia yangmana dapat merusak organ tubuh manusia hingga kanker, antara lain:
arsenat, uradium, krom, timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon, dll.
Apalagi
setiap manusia yang mengomsumsi air yang tercemar secara langsung/tak langsung,
maka organ tubuhnya akan berbahaya.
Bahan
logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gr/cm3 dan yang
bersifat tahan urai inilah yang menyebabkan bahan ini semakin terakumulasi
didalam perairan. Apabila bahan ini masuk kedalam air yang selanjutnya akan
masuk kedalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung maka
akan menimbulkan bahaya pada kesehatan.
Maksud
dari secara langsung dan tidak langsung adalah. Bila secara langsung, misalnya
air tersebut diminum. Tapi, bila tak langsung seperti barang yangmana
sebelumnya sudah terkontaminasi dengan air berpolusi sebelum dibuat dan dikonsumsi,
air didalam pembuatan kue, dll.
Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh logam berat didalam tubuh, antara
lain:
·
Barium (Ba) : berbentuk
serbuk, mudah terbakar. Beracun bila terhidup dari udara dan dapat menyebabkan
tekanan darah naik dan gangguan sistem saraf.
·
Cadmium (Cd) : dalam bentuk
serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup dari udara atau uap. Dapat
menyebabkan kanker. Larutan dari kadmium sangat beracu. Jangka panjang,
terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan
hipertensi.
·
Kromium (Cr) : kromium
hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada jaringan tubuh. Jangka
panjang, peningkatan dan kerusakan pada ginjal
·
Timbal (Pb) : beracun jika
termakan atau terhirup dari udara atau uap, jangka panjang, menyebabkan kerusakan
otak dan ginjal, kelainan pada kelahiran.
·
Raksa (Hg) : sangat beracun
jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap. Jangka panjang,beracun pada
sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan pada kelahiran.
·
Perak (Ag) : beracun,
Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada kulit, matadan membran mukosa
(mucus).
4.
Usaha-Usaha Pencegahan Pencemaran Air
Usaha-usaha
pencegahan pencemaran air merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam
hal ini, usaha pelestarian pencegahan pencemaran air tidak hanya merupakan
tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dengan masyarakat.
Pada
pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat
digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam
bertindak untuk pencegahan pencemaran air.
Usaha-usaha pencegahan
pencemaran air dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini :
v Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan
kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran
air tidak tergenang.
v Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti
diolah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
v Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil
industri yang ramah lingkungan.
v Melindungi tata air dengan cara rehabilitasi hutan
lindung, pencegahan kerusakan hutan, perluasan hutan, mencegah erosi untuk
daerah yang hujannya tinggi, pengawetan tanah. Melindungi sungai dari
pencemaran limbah buangan rumah tangga, industri. Membuat peresapan air hujan
untuk daerah yang padat permukimannya.
v Mengawasi sistem pembuangan limbah ke laut, sistem
penangkapan ikan dengan racun, dan perlindungan karang laut. Contohnya di sepanjang pantai utara Jawa, Sekitar
Krakatau, Selat Malaka Kepulauan Mentawai.
v Pelestarian sumber daya air. Hal ini dilakukan
dengan cara mencegah pencemaran, penyediaan resapan air, pengamanan pintu-pintu
air, dan penghematan air. Selain itu, perlindungan hutan juga dilakukan,
terutama sungai, mata air, danau dan rawa, juga program air bersih yang
direncanakan oleh Departemen Kesehatan dan Departemen PU, program penghijauan
di areal peresapan air untuk estetika dan rekreasi.
v Melakukan pengukuran terhadap kualitas air sungai
dan air tanah, terutama di daerah yang berbatasan langsung dengan industri
Sementara itu,
sebagai seorang pelajar apa upaya yang dapat kita lakukan dalam usaha pencegahan
pencemaran air? Beberapa hal yang dapat kalian lakukan sebagai bentuk upaya pencegahan
pencemaran air, antara lain sebagai berikut:
v Membuang sampah pada tempatnya.
v Memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang.
v Menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM.
V.
Simpulan dan Saran
1.
Simpulan
Air memiliki peran penting dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan air kita minum. Dengan air kita melakukan
berbagai aktifitas. Akan tetapi manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab
dengan sengaja atau tidak sengaja merusak keseimbangan alam yang berarti rusaknya
lingkungan air. Seharusnya, karena kita manusia yang merusaknya, maka manusia
jugalah yang harus memperbaikinya. Selain itu sudah menjadi tanggung jawab
kita, manusia, sebagai khalifah di muka bumi ini untuk menjaga kelestarian
lingkungan yang menjadi anugrah dari Sang Pencipta. Kita bisa menjaga
kelestariannya mulai dari hal-hal yang sederhana seperti tidak membuang sampah
sembarangan sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Apabila setiap
orang melakukannya, polusi atau pencemaran lingkungan dapat dengan mudah
diatasi.
2.
Saran
Menurut kami, sebaiknya
pemerintah mempertegas dan memperketat undang-undang
tentang lingkungan hidup serta pengawasannya. Sosialisasi juga perlu diberikan
terhadap masyarakat yang masih terbelakang kesadarannya terhadap kelestarian
lingkungan hidup. Akan tetapi, kesadaran diri sendiri menjadi kunci utama
terlestarikannya lingkungan hidup. Dengan adanya kesadaran diri sendiri,
peraturan tentang lingkungan hidup dapat dengan mudah terlaksana atau bahkan
tidak diperlukan.Agar polusi air tak ada lagi, saran
kami adalah:
· Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air
karena air itu ada yang terpolusi dan ada yang tidak.
· Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap
bersih dan terhindar dari pencemaran air.
· Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah
pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
· Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara
berlebihan.
Jangan membuang sampah kesungai, dan
jika terjadi penimbunan sampah di sungai akan mengakibatkan banjir.
V. DAFTAR PUSTAKA
·
ryandhikapunya.blogspot.com
·
green.kompasiana.com
·
batan.go.id
·
100 IPS 8 Sanusi Fattah
·
Sudut Bumi IPS Terpadu
·
smp8ips IPSContextualTeachingAndLearning
Sugiharso
·
smp8ips IPS Nanang
·
Suparwato (2008). Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
·
Anonymous (2009). Diktat
Penuntun Pratikum Kimia Anorganik. Malang: UMM.
·
Kursus Dasar-Dasar Analisa
Dampak Lingkungan Kumpulan Diktat Universitas Gadjah Mada Bekerja Sama Dengan
Kantor Menteri PPLH. Yogyakarta. 1984.
·
Pencemaran Udara Dan
Pengaruh Terhadap Kesehatan. Seminar PPBMI-Batam.
Yogyakarta. 1984.
·
Wardhana, Wisnu Arya (1994). Teknik
Analisa Radio Aktivitas Lingkungan. Yogyakarta: Andi Offset.
·
Hastomo (2010). Leaflet
Polusi Air. Yogyakarta: Dinas Kesehatan DIY.
·
Anonymous (2010). Pencemaran
Air. From http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air/
, 24 Agustus 2010.
·
Anonymous (2008). Water
Pollution. From http://en.wikipedia.org/wiki/Water_pollution/
, 29 Oktober 2010.
·
Faruq, Umar (2010). Makalah
Pencemaran Air. From http://henithree.student.umm.ac.id/
2010/01/23/makalah-pencemaran-air/, 23 Januari 2010.
·
Kartika (2010). Makalah
Polusi Air. From http://k4rti3k4.student.umm.ac.id/2010/01/22/
makalah-polusi-air/, 22 Januari 2010.
·
Meitina, Nunung (2008). Polusi
Air Oleh Logam. From http://empatbelas.forumotion.com
/artikel-f20/polusi-air-oleh-logam-t531.htm/, 25 September 2008.
·
Firman, Muhammad (2009). Cara
Atasi Polusi Air Di Negara Berkembang. From http://teknologi.vivanews.com/news/read/68548-cara_atasi_polusi_air_di_negara_
berkembang/, 22 Juni 2009.
·
Chandrataruna, Ahmad (2010). Apa
Penyebab Polusi Air?. From http://id.shvoong.com/
exact-sciences/astronomy/2011490-apa-penyebab-polusi-air/, 9 Juni 2010.
No comments:
Post a Comment